06 February 2011

MengaPa harus Nulis??

Bermula dengan Julukan "Titisan Eyang" yah begitulah 
kebayakan temen aq pada ngejek aq dengan sebutan 
itu ya tapi emang aq akui sih itulah satu kelemahan yang ada pada diriku  
yang melekat dari dulu aq selalu tidak bisa menerima or mendengar suara kasar,  
bentakan or cacian dari orang lain meskipun dari ibu or ayahku ndiri.
kalo nasehat juga harus dengan nada yang lembut, kalo pun dengan keras 
meski tak membentak pasti ak slalu protes kalo itu bukan nasehat tapi omelan hahhaha...udah mati hati kali ya ga bisa bedaaain omelan ma cacian..?? 


 Bermula dari srgam Merah Putih aq selalu menuliskan setiap ketelusuri hari2ku yang penuh dengan Liku itu dengan membuat tulisan di diary kecilku, dari situ ak ngerasa aku bisa berbagi ak bisa sedikit mengurangi beban dihati, 

ehmmm tapi  serasa udah seabad aq tak bergelut lagi mencoret2 tulisan ga pentingku, selalu mencoba cuek dengan setiap urusanku kini hingga berat badanku yang turun drastis..Upss...ternyata baru sebulan ku kembali aktivitas yang kurasa ga penting itu ternyata ahayyy 3 kG lumayan lah .

Thanks To deary...
Kau bisa Menelusuri kesunyian dikisi kisi jendela hatiku.Yach mungkin tak banyak Orang yang beranggapan penting dengan arti sebuah diary,tapi tak semua jiwa bisa terbuka kepada sesama yang bernyawa. Banyak pribadi yang terkunci di lorong tabir kesunyian dan hanya ingin menikmati sendiri. 

Untuk meredakan sepi, semua yang dialami tercurah dalam diary. Sebuah diary dapat menjadi tempat curahan hati.
Bagi sebagian orang, diary mungkin hanya sebuah buku yang memuat serangkaian catatan peristiwa  yang dialami penulisnya. 
Sah-sah saja sih, jika memang yang dilihat hanya bentuk fisiknya. 
Namun, bagi yang suka menulisnya, diary memiliki kedekatan emosional dengan penulisnya.
Tidak sedikit orang yang menganggap remeh menulis diary, dianggap buang-buang energi atau melankolis. Padahal, manfaatnya juga banyak lho. 
Pertama, kalau kita mau menelaah sejarah, banyak peristiwa sejarah yang terungkap lewat catatan-catatan pribadi para pelaku sejarah. Contohnya, Tulisan R. A. Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Di kemudian hari, tulisan ini justru menginspirasi banyak hati dan mampu mengubah cara pandang sebuah bangsa terhadap sosok kaum Hawa.
Kedua, menulis diary ternyata merupakan latihan menulis secara kronologis. Banyak yang sudah membuktikan bahwa orang yang suka menulis diary lebih lancar menulis, baik tulisan fiksi maupun non-fiksi. Bisa kita pahami sih, karena menulis diary itu ibarat melaporkan apa yang kita alami, kita anggap penting dan kita rasakan sehari-hari, sehingga ketika membuat tulisan lain susunan kata dan alur yang digunakan lebih runut dan kronologis.

Ketiga, diary merupakan ajang berekspresi sekaligus kebebasan berkarya. Tak perlu khawatir dinilai salah atau takut dicela karena semua yang tertuang adalah gambaran jiwa. Orang akan lebih jujur bercerita pada diary daripada sahabat atau keluarganya. Sebuah cerita hati tentang kesedihan, kebahagiaan, keinginan terpendam bahkan kemarahan tertuang tanpa batasan. Ketika menulis penuh kejujuran, tulisan itu bisa menjadi kekuatan untuk melepas beban yang menekan. Tulisan yang dihasilkan pun biasanya akan membuat penasaran.
Keempat, diary juga ternyata merupakan kumpulan diksi, gaya bahasa dan bentuk karya sastra. Gaya bahasa hiperbola misalnya, bisa dituliskan tanpa rekayasa ketika si penulis merasakan kesedihan atau kebahagiaan yang mendalam. Demikian pula dengan pilihan kata-kata yang digunakan penulisnya. Kadang-kadang, kita tertegun takjub ketika membaca diary kita sendiri. Ternyata kita bisa menulis, mengolah kata dan memainkan gaya bahasa sesuai dengan apa yang hati kita rasakan tanpa ditutup-tutupi. Jika kita menyadari itu, maka diary pun bisa menjadi ajang berlatih menulis, berbahasa atau bahkan membuat karya sastra.
Yang paling penting dari sebuah diary ialah bahwa kita sebagai penulisnya memiliki arti dan bisa mengenal lebih dekat diri kita sendiri. Kita tahu apa yang kita inginkan, kita mengerti apa yang membuat kita nyaman atau bete, kita paham seberapa besar upaya kita untuk membuat diri kita bahagia bahkan bisa menggambarkan pribadi orang lain sesuai pemahaman kita, dengan me-review diary kita.

So, diary itu punya makna yang dalam sebagai buku kehidupan.
Pernah juga mendengar cerita, bahwa dulu di Virginia, USA, ada seorang cewek
high-school yang tidak jadibunuh diri, setelah ia menulis surat selamat tinggal karena dirinya akan bunuh diri?Menulis bisa menjadi terapi untuk diri dan hati kita yang terluka. Karena kadang kita sulit untuk menceritakankepada orang di sekitar kita, maka dengan menulis kita dapat mengekspresikan perasaan kita yang paling privatesekalipun, mengubah rasa takut dan tertekan tersebut menjadi determinasi dan keberanian.
Dengan menulis, kita dapat menjadi lebih bijak dalam menilai masalah, karena perasaan kita terus diolahsampai akhirnya mencoba untuk ‘terbuka’ dan ‘menerima’.
---thanks Mb Nie------




3 comments:

  1. @halobro: ya thanks juga dah singgah
    @Uswah :ga ko mb kalo ada mood or lagi error aja nulisnya jadi obat stres xiixx

    ReplyDelete

}